" Bertahanlah, mari kita lanjutkan perjuangan ini bersama-sama. Ini bukan soal beruntung atau tidaknya kita mendapatkan dia sebagai pasangan, melainkan soal bersyukur atau tidaknya kita mendapatkannya sebagai teman hidup. Pernikahan ini perlu tumbuh, disirami dengan nilai-nilai kebaikan, syukur, dan sabar agar tak layu dan berbunga dengan indah"
Merupakan salah satu buku terbaik yang pernah ku baca. Aku bukan penggila buku. Aku membaca apa yang memang aku butuhkan. Melangkah Searah karangan Aji Nur Afifah ini ku pilih setelah beberapa kali mencari testimoni kawan-maya tentangnya. Pastinya, sudah menelisik dari penulisnya langsung. Karakter penulis yang biasa disapa Mbak Apik ini tidak jauh berbeda dengan suaminya yang juga penulis, Mas Kurniawan Gunadi atau yang lebih akrab dipanggil Mas Gun.
Melangkah searah merupakan buku non-fiksi yang bisa ku sebut diadaptasi langsung dari kehidupan pribadi penulis. Juga merupakan sekuel dari buku terdahulu yaitu Menentukan Arah. Secara singkat, buku sebelumnya menceritakan dilema seseorang yang hendak melangkah ke jenjang pernikahan. Faktor-faktor pembentuk dilema bisa beragam, dimulai dari diri sendiri, lingkungan keluarga, latar belakang pasangan dll. Karena ku sudah melalui masa itu, jadi tidak lagi tertarik untuk mengetahui lebih dalam. Balik lagi, ku bukan penggila buku. Membaca sesuai kebutuhan adalah prinsip.
Memperoleh buku ini pada edisi perdana saat terbit, membuatku mendapat keberuntungan dengan adanya catatan singkat nan menancap dari penulis; "Selamat menjalani Keputusan". Saat menerima buku ini, aku tengah memasuki bulan ke 7 pernikahan. Waktu yang sangat luar biasa dilalui bersama-sama. Dengan membaca catatan dari Mbak Apik, tertegun rasanya. Sambil mengucap syukur dalam hati dan tersenyum. Memang Allah akan kirimkan bantuan bagi hambanya yang bersabar.
Buku ini menggambarkan bahwa membina rumah tangga dan membentuk keluarga, tak semudah bikin kartu keluarga. Semua proses diawal pernikahan, tidak akan semudah dan seindah cerita-cerita. Seperti jargonnya, Asam Manis Rumah Tangga Muda. Karena menikah tidak hanya seputar soal diri kita sendiri, juga ada pihak lain, pasangan dan keluarga pasangan. Yang kesemuanya di kelilingi latar belakang yang beragam. Tidak menutup kemungkinan akan bertolak belakang dengan diri kita.
Mengutip kalimat dalam buku ini "..walau kadang terasa berat, ingat, ingat.. menikah itu adalah suatu ibadah. Jakikatnya, tiap ibadah adalah indah karena sejengkal lebih dekat dengan-Nya". Menikah adalah ibadah terpanjang yang akan dijalani. Diperlukan bekal luar biasa dan keinginan untuk terus belajar agar lebih khusyu' dalam menjalaninya. Mbak Apik berpesan banyak hal, terutama tentang sabar. Menantang diri untuk menahan sabar pada 6 bulan pertama. Tujuannya untuk membiasakan diri dalam mentoleransi hal-hal kecil yang kurang sesuai dengan diri kita.
Mbak Apik berkisah dalam buku ini, bawasannya menjadi istri, menantu, ibu yang baik tidak ada buku panduannya. Selayaknya hubungan diantaranya, pasti ada konflik dan kekurangan. Lalu apa yang bisa dilakukan? Mari fokus pada kelebihannya supaya dilapangkan syukurnya. Karena konsep hubungan pada dasarnya sama, siapapun objeknya. Berusaha memahami dulu jika ingin dipahami. Berusaha menerim jika ingin diterima. Berusaha mencintai jika ingin dicintai.
Buku yang berjumlah sekitar 200 halaman ini, tidak hanya membahas seputar hubungan dan peran, namun juga kiat-kiat perencanaan dan pengelolaan keuangan secara padat dan kaitannya dengan keuangan syariah. Secara singkat, dapat kukatan bahwa buku ini bisa dianggap sebagai mini guidebook untuk kita yang sedang berjuang menjadi pendamping terbaik serta membersamai dalam berproses menjadi lebih baik. Semoga bakti kita kepada pasangan, cinta kasih kepada keluarga kecil ini nantinya menjadi amalan yang menemani hingga nanti.
Dari Mbak Apik aku belajar dan menyadari, bawasannya, aku yang tidak bisa apa-apa ini, aku yang kurang bekal ilmu menjadi istri ini, ternyata ngga sendirian. Alhamdulillah masih diberi hidayah untuk terus belajar. Semoga selalu digerakkan hatinya untuk belajar. Karena menjadi istri dan ibu adalah anugerah terindah. Bismillah kawan shalihah, Allah yang akan bimbing kita. insyaa Allah.